Megah Proyek yang sementara berlangsung di Kabupaten Bantaeng, tidak luput dari perhatian Bupati Bantaeng, H. M. Nurdin Abdullah. Tidak heran, bila orang nomor satu di Butta Toa ini blusukan langsung melihat dinamika Pembangunan Smelter terus digenjot oleh investor yang berinvestasi di Butta Toa.
Salah satunya adalah PT. Huadi Nickel-Alloy
Indonesia yang mengejar target penyelesaian pembangunan Jetty
(pelabuhan) untuk mendistribusikan mesin Smelter dari China.
Tampak Bupati Bantaeng, H. M. Nurdin Abdullah, langsung meninjau proses
pengerjaan megah proyek yang berlokasi di sisi timur Bonthain
(julukan Kabupaten Bantaeng diera pendudukan Belanda). Kehadiran Smilter di Bantaeng ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran dan angka kemiskinan.
Kedatangan bupati dilokasi proyek, tampak ratusan truk
pengangkut material batu dan tanah, lalu lalang menuju sisi terluar Jetty yang sementara ditimbun. Pembangunan Smelter milik PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia ini dijadwalkan mulai
beroperasi bulan September mendatang. Dan diharapkan ekspor perdana
sudah bisa dilakukan pada bulan Nopember 2015.
Dalam industri pertambangan mineral logam, smelter merupakan bagian dari proses sebuah produksi, mineral yang ditambang dari alam biasanya masih tercampur dengan kotoran yaitu material bawaan yang tidak diinginkan. Sementara ini, material bawaan tersebut harus dibersihkan, selain itu juga harus dimurnikan pada smelter. Smelter itu sendiri adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut telah meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian.
Sementara itu pemerintah akan melakukan proses pembangunan pemurnian, dan pemurnian bijih atau smelter yang dilakukan oleh perusahaan tambang mineral dalam negeri yang rencananya akan terus ditingkatkan.
Sementara itu pemerintah akan melakukan proses pembangunan pemurnian, dan pemurnian bijih atau smelter yang dilakukan oleh perusahaan tambang mineral dalam negeri yang rencananya akan terus ditingkatkan.
Perlu diketahui pula ada 10 syarat yang harus dilihat dari adanya smelter tersebut, Pertama kemudahan untuk akuisisi lahan tempat smelter. Dan sudah menjadi rahasia umum jika lahan tersebut baik terdapat proyek baru maka otomatis harga tanah akan melonjak tajam. Syarat Kedua dan Ketiga adalah biaya yang murah untuk rekayasa kontruksi serta peralatan konstruksi smelter harus dapat disuplai dari domestik. Syarat Keempat adalah kemudahan akses pembiayaan yang super murah. Sementara itu untuk membangun satu smelter dibutuhkan investasi US$ 1,2-2 miliar.
Syarat Kelima adalah membutuhkan upah buruh yang murah untuk membangun dan mengoperasikan smelter. Syarat Keenam adalah dibutuhkan pertumbuhan domestik yang tinggi untuk hasil produk smelter. Syarat Ketujuh adalah membutuhkan infrastruktur yang menunjang smelter, dari pelabuhan, kereta agar investasi smelter tidak terlalu besar.
Syarat Kedelapan adalah pasokan listrik yang besar, stabil dan murah juga sangat dibutuhkan untuk menekan biaya operasional smelter agar dapat bersaing. Syarat Kesembilan dan Kesepuluh adalah persyaratan lingkungan yang harus diperlonggar dan pengurangan dana CSR karena membangun smelter membutuhkan dana besar dalam jangka panjang.
Proyek Smelter ini berlokasi di Kabupaten Bantaeng Industrial Park (BIP),Kecamatan Pa'jukukang, Kabupaten Bantaeng
0 Komentar