realitasnews.net --- PANGKEP --- Dalam melaksanakan program pembangunan desa, maka Rembuk Stunting (RS) Desa Biringere – Kabupaten Pangkep Tahun 2021, sangat penting untuuk dilaksanakan. Pada RS ini mengambil tema, "Melalui Konvergensi Pencegahan Stunting Kita Wujudkan Sumber Daya Manusia Yang Unggul Menuju Indonesia Maju".
Kegiatan RS berlangsung di ruang pertemuan Kantor Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, pada Jumat (01/10/2021). Menurut salah seorang penyelenggara, bahwa kegiatan diikuti oleh para Staf, Aparat dan Perangkat Desa, BPD dan jajaran, LPM, Kader Rumah sehat, Bidan PKM Bungoro, Kader PKM, Gizi, penyuluh KB, ketua Kader RDS, PLD, Kadus, RK/RT, para tokoh dan pengemuka masyarakat. “Hadir Camat Bungoro H. M. Tamrin, Kepala Puskesmas Bungoro H. Darwis, TA PM Pangkep Hj. Andi Ombong Sapada, Plt Kades Biringere H. Muh. Ramli, Ketua BPD H. Albert Harsa, Babinsa Sudirman, Bhabinkamtibmas Rizky Faisal, para Pendamping Desa (PD) Kecamatan Bungoro Ikawati Sukaesih, A. Halijah dan Sudirman,” ungkapnya.
Ketua BPD H. Albert dalam sambutannya bahwa, Stunting adalah masa pertumbuhan di bawah standar kewajaran, pada pertumbuhan normal pada umumnya, untuk itu rembuk stunting ini sangat diharapkan agar tujuannya tepat sasaran. Sementara, Camat Bungoro H. Muh. Tamrin dalam sambutannya, rembuk stunting sangat penting sekali stanting tidak mengenal kaya miskin desa kota dan lain-lain tapi stunting ada dimana-mana. Camat Thamrin berpesan, agar pernikahan dini jangan lagi ada anak-anak kita usia muda dinikahkan dan berharap dari peserta yang terbatas ini, agar informasinya bisa disebar. “Jadi Stunting tidak bisa dihilangkan, namun kita bisa mencegah, untuk itu peserta harus benar-benar memahami dan bisa transfer kepada yang tidak sempat hadir, mudah-mudahan ada yang bisa berbekas dan bisa kita bawa pulang dan menyampaikan informasi kepada masyarakat, untuk membangun merupakan amal jariyah,” jelas Thamrin.
Sedangkan PLT Kades H. Muh. Ramli berharap, agar tujuan dan sasaran rembuk stunting ini ke depannya bisa terealisasi dan terlaksana dengan sukses. Pemateri TA. PM. Pangkep Hj. Andi. Ombong Sapada, menyebutkan di 1000 APK sebelum stunting masih bisa dicegah, kalau sudah stanting sudah tidak bisa. Keluar dari stunting karena usia sudah lewat 5 tahun. Andi Ombong, memaparkan, yang ingin dicegah bukan hanya pendek, tapi simpul-simpul otaknya kurang sempurna. Semua yang pendek belum tentu stanting tapi yang stanting sudah pasti pendek. Intervensi stunting ada 5 paket layanan: KIA, konseling gizi, sanitasi air bersih, perlindungan sosial dan pendamping parenting.
“Penyebab stunting itu multidimensi, saat lahir tidak stanting karena pola perawatan pola asuh pada makanan kurang baik jadi stunting. Indikator WHO dan Bappenas, anak itu pendek dan sangat pendek. Perlu dipahami stunting adalah bukan hal yang memalukan justru hal inilah yang mau diintervensi,” kuncinya. (Yunus/ils/rn-Pkp)
0 Komentar